<p>Rasa syukur yang dipanjatkan oleh masyarakat Desa Adat Kutuh karena prosesi Karya Agung berjalan dengan lancar, mulai dari awal sampai puncak Karya kemarin. Prosesi ini akan terus berlanjut hingga tanggal 26 november nanti.</p> <p>Nah, Jika kita jeli dan mencermati ada beberapa hal – hal unik selama prosesi karya yang dilaksanakan. Apa saja itu? Berikut kami rangkum dalam <strong>3</strong> <strong><em>HAL UNIK YANG AKAN KALIAN TEMUKAN HANYA DI DESA KUTUH</em></strong></p> <ol> <li><strong>LE-MINERALE</strong></li> </ol> <p>Selama prosesi upacara kita akan melihat banyak minuman berlabel Le – Minerale disetiap kesempatan. Bahkan jika kita melihat di dalam wantilan Rangdu Kriya Mandala, terdapat tumpukan – tumpukan dus minuman Le – Minerale.</p> <p>Pertanyaannya kenapa Le – Minerale ? Kenapa bukan merk yang lain?</p> <p>Sebagian diantara kita pasti menjawab karena minuman tersebut harganya lebih ekonomis dari merk lain.</p> <p>Ternyata hal tersebut tidak sepenuhnya salah. Namun, Keberadaan minuman ber merk Le-Minerale di Desa Kutuh adalah karena kerjasama kontrak yang dilakukan oleh manajemen BUMDA dimana Unit barang dan jasa merupakan distributor resmi dari produk ini.</p> <p>Sebenarnya manajemen BUMDA telah melakukan penawaran kontrak dengan merk – merk lainnya, namun hanya Le-Minerale yang berani untuk melakukan tandatangan kontrak pertama sebagai supplier air kemasan di Unit Barang dan Jasa.</p> <p>Setelah berjalan, banyak produk air kemasan yang sebelumnya tidak berani tanda tangan kontrak berbondong – bondong untuk menawarkan produk – produk mereka. Melihat pangsa pasar di Desa Kutuh sangat menjanjikan.</p> <p>Namun, apa boleh buat karena BUMDA telah membuat kesepakatan Le-Mineral. Maka produk air kemasan yang lain belum menjadi prioritas.</p> <p>Tentunya Le-Minerale bukan sekedar menjadi supplier. Namun juga sebagai mitra kerja BUMDA sebagai bentuk sinergi bisnis yang saling menguntungkan.</p> <p> </p> <ol> <li value="2"><strong>TORABIKA</strong></li> </ol> <p>Lain air kemasan, lain pula dengan kopi. Jika kita mencermati seperti pada saat melasti dan pada saat puncak Karya kemarin, kita akan melihat stand – stand kopi TORABIKA. Dimana disana sudah siap remaja – remaja cantik dengan senyuman ramah untuk membuatkan kopi kepada warga dan pengayah. Dan tentunya warga mendapatkannya dengan cuma – cuma alias Gratis.</p> <p>Wah, kenapa bisa Gratis ? apakah panitia telah membeli kopi tersebut berupa sebuah paket?</p> <p>Ternyata hal tersebut tidak benar. TORABIKA menyediakan produknya secara cuma – cuma, dan Panitia Karya tidak mengeluarkan sepeser uangpun untuk membeli kopi ber merk TOABIKA ini. Sebenarnya, Hal ini bisa terwujud juga karena adanya kontrak kerjasama antara BUMDA dengan TORABIKA. Dimana, kopi TORABIKA dapat menjual produknya disetiap kawasan wisata di Desa Kutuh dengan beberapa persyaratan – persyaratan, salah satunya mensupport event – event yang diselenggarakan oleh BUMDA maupun Desa Kutuh, seperti pada Karya Agung ini.</p> <p>Strategi yang cerdas dan tentunya saling menguntungkan.</p> <p> </p> <ol> <li value="3"><strong>MASYARAKAT DIMINTA UNTUK BERSELFIE RIA</strong></li> </ol> <p>Selfie atau kegiatan berfoto – foto merupakan suatu kegiatan yang lumrah dimasyarakat. Namun, hal yang menarik justru pada saat pelaksanaan Karya di desa kutuh kemarin masyarakat diajak untuk berfoto-foto dan tentunya harus meng-upload di media sosial.</p> <p>Tentunya hal ini tidak lepas dari strategi yang selama ini dijalankan oleh Jro Bendesa dalam promosi kawasan wisata.</p> <p>Pada Karya Agung kali ini masyarakat diminta untuk mengunggah kegiatannya selama Karya untuk dapat menjadi berita yang viral di media bahwa Desa Kutuh sedang melaksanakan kegiatan Karya Agung di 6 Pura, yang diperkirakan merupakan salah satu Karya terbesar yang pernah diselenggarakan. Dan tentunya upacara ini dapat terselenggara setelah penantian panjang selama 60 Tahun.</p> <p>Ditemui beberapa kesempatan Jro Bendesa Adat Kutuh sedang asik memfoto – foto kegiatan di pura. Bahkan saat Kegiatan NUUR TIRTA di lebih dari 25 Pura, beliau terlihat menunggu dari pagi kedatangan rombongan NUUR TIRTA hanya untuk mengambil foto di Catus Pata Desa Adat Kutuh.</p> <p>Menarik ya, dan mungkin kalian musti mencobanya. Untuk kenang – kenangan, karena Upacara Seperti ini hanya ada 30 Tahun sekali dan itupun bisa lebih, tergantung kemampuan Desa dan Masyarakat.</p>
3 HAL UNIK BERIKUT INI AKAN KALIAN TEMUKAN HANYA DI DESA KUTUH
08 Oct 2017